Mengungkap Makna di Balik Lambang Kerajaan Surya Majapahit



Surya Majapahit (Matahari Majapahit) adalah lambang yang kerap ditemukan di reruntuhan bangunan yang berasal dari masa Majapahit. Lambang ini mengambil bentuk Matahari bersudut delapan, dengan bagian lingkaran di tengah menampilkan dewa-dewa Hindu.
Lambang ini membentuk diagram kosmologi yang disinari jurai Matahari khas "Surya Majapahit" atau lingkaran Matahari dengan bentuk jurai sinar yang khas. Karena begitu populernya lambang Matahari ini pada masa Majapahit, para ahli arkeologi menduga bahwa lambang ini berfungsi sebagai lambang negara Majapahit.
Bentuk paling umum dari Surya Majapahit terdiri dari gambar sembilan dewa dan delapan berkas cahaya Matahari. Lingkaran di tengah menampilkan sembilan dewa Hindu yang disebut Dewata Nawa Sanga. Dewa-dewa utama di bagian tengah ini diatur dalam posisi delapan arah mata angin dan satu di tengah.
Dewa-dewa tersebut diatur dalam posisi sebagai berikut Tengah (Siwa), Timur (Iswara), Barat (Mahadewa), Utara (Wishnu), Selatan (Brahma), Timur laut (Sambhu), Barat laut (Sangkara), Tenggara (Mahesora), Barat daya (Rudra). Sementara itu, dewa-dewa pendamping lainnya terletak pada lingkaran luar Matahari dan dilambangkan sebagai delapan jurai sinar Matahari yakni Timur (Indra), Barat (Baruna), Utara (Kuwera), Selatan (Yama), Timur laut (Isana), Barat laut (Bayu), Tenggara (Agni), Barat daya (Nrtti)
Bentuk ukiran Surya Majapahit yang paling umum dari reruntuhan Candi Majapahit, Museum Trowulan. Bentuk lain dari Surya Majapahit, dari reruntuhan Candi Majapahit, Museum Nasional Jakarta. Lambang ini digambarkan dalam berbagai variasi bentuk, seperti lingkaran dewa-dewa dan sinar Matahari, atau bentuk sederhana Matahari bersudut delapan, seperti lambang Surya Majapahit yang ditemukan di langit-langit Candi Penataran. Dewa-dewa ini diatur dalam bentuk seperti Mandala. Variasi lain dari Surya Majapahit berupa Matahari bersudut delapan dengan gambar dewa Surya di tengah lingkaran tengah mengendarai kuda atau kereta perang.
Ukiran Surya Majapahit biasanya dapat ditemukan di tengah langit-langit Garbagrha (ruangan suci) dari beberapa candi seperti Candi Bangkal, Sawentar, dan Candi Jawi. Ukiran Surya Majapahit juga kerap ditemukan pada stella, ukiran Halo atau Aura, pada bagian belakang kepala arca yang dibuat pada masa Majapahit. Ukiran ini juga ditemukan di batu nisan yang berasal dari masa Majapahit, seperti di Trowulan. [Agung Rahmadsyah]
Sumber: berbagai sumber

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama